Sabtu, 26 September 2020

TAK ADA KEBOHONGAN & KEBIADABAN YANG TERUS DITUTUPI SELAMA LEBIH DARI SETENGAH ABAD KECUALI DI BUMI INDONESIA

Sungguh mengerikan melihat fenomena kehidupan di Indonesia akhir- akhir ini selama periode Presidennya tidak Punya hubungan dengan Orde Baru dan terus berusaha dilanjutkan hingga sekarang.
Bukan dari masalah ekonomi tapi moralitas dan etika, kita lihat anak-anak kita.
Kita lihat setahun yang Lalu :
Mahasiswa berdemo tanpa tau isi materi yang akan didemo inilah korban politik identitas yang sengaja dimainkan bahkan anak-anak SMA pun ikut-ikutan hanya untuk memenuhi keinginan gurunya bahkan ada yang blak - blakan tau dari Medsos dan sebuah stasiun TV juga tanpa tau isi dari apa yang mau mereka perjuangkan mereka hanya ikut-ikutan?
Ya mereka hanya ikut-ikutan karena ingin dianggap eksis! dan bisa saja jika mereka tidak ikut-ikutan mereka akan dikucilkan oleh lingkungannya.
Indonesia 3 Tahun yang Lalu :
Masih ingat Pilkada DKI yang bahkan mereka membuat stigma kafir dan mengucilkan pemilih Ahok bahkan menolak mensholati jenazah pendukung Ahok hingga polisi yang dibakar Pendemo!, sampai seperti itu brutalnya mereka!.
Naudzubillahimin'dzalik'!.
Dengan kejadian tersebut tentunya akan menjadi trauma yang berkepanjangan bagi siapapun, karena tidak ada satu Orang pun yang berani dikucilkan oleh lingkungannya. Apalagi disertai ancaman-ancaman dengan stigma negatif yang menimbulkan sentimen sosial, seperti Cina, Kafir, PKI, dungu dan sebagainya.
Sekarangpun seorang Jendral mantan Panglima TNI masih rajin bersafari sambil terus mendengungkan isyu PKI, dan mencoba melakukan distabilitias negara hanya untuk mendapatkan dukungan umat supaya bisa naik panggung politik didukung oleh para intelektual yang Tak kurang-kurang mempunyai gelar profesor Saya kadang terheran-heran kenapa sih mereka tidak mau melihat kebenaran?
Silahkan saja masalah PKI banyak versi tapi apakah mereka tidak mau melihat kebenaran?
Banyak sudah bukti korban yang hidupnya menjadi sengsara , keluarganya dibunuh , hingga saat ini merekapun butuh keadilan, tampaknya kebenaran memang Sudah menutupi hati mereka hanya untuk kekuasaan dan membuat distabilitias di negri ini !!
Mereka mungkin beragama tapi tidak berakhlak , mereka mungkin berpendidikan tapi tidak berperikemanusiaan.
Mereka cuma Ingin menggadaikan agama dan bangsa ini demi kekuasaan , demi harta yang melimpah sehingga suara hati orang-orang yang menderita Tak ada sedikitpun menyentuh hati mereka bahkan sebuah film yang sudah lama diindIkasikan sebagai kebohongan sejarah tetap ngotot mereka paksa untuk disaksikan generasi berikutnya tanpa mau Membuka sedikit hati untuk menyelidiki kebenaran sejarah , malah sang jendral ketika ditanyakan masalah Itu hanya mengatakan : "Emang Gue Pikirin !"
Hmmm mungkinkah sesungguhnya dia memang seorang biadab ?. Setidaknya dalam sikap yang ditujukannya pada orang-orang yang Pernah mengalami penderitaan .
Untuk kita yang kebetulan berada dalam strata sosial dan intelektual menengah mungkin masalah itu tidak begitu berarti tetapi untuk masyarakat umum terutama masyarakat termarjinalkan tentu sangat membekas.
Kenapa mereka terus melakukan stigma dan politik identitas?, karena mereka berhasil menjatuhkan lawan politik dan menjadikan seorang pemimpin dengan cara itu, lihat saja di DKI dan Sumatera Utara tidak perlu lagi saya panjang lebar menjelaskannya.
Karena dengan politik identitas pelabelan seseorang atau kelompokpun jelas jika seseorang atau kelompok akan disebut dengan identitas Kafir, Cina, PKI, Syiah, dungu Togog dan sebagainya (jika kebetulan itu tokoh islam yang tidak sejalan dengan misi mereka), Partai setan, dsb. Itu haram dan harus dimusuhi.
Sedangkan golongan yang lainnya Suci, benar, Partai Tuhan, dsb dan wajib dipilih. Tapi akibatnya ternyata merusak moral dan etika generasi kita dimasa yang akan datang mereka tidak lagi melihat mana yang baik dan buruk tapi cukup melihat pelabelannya saja!, contoh seorang yang berkelakuan bejat sekalipun, menghina dan memfitnah orang lain tetap akan mereka bela mati-matian, jika dikritik kita akan dikucilkan bahkan diancam akan dibunuh, saya pernah mengalaminya dan mungkin orang yang tidak seberani saya, merekapun akan kalah oleh intimidasi, saya tidak perlu menjelaskan lagi intimidasi ala FPI dan PA 212.
Kemudian sebesar apapun hasil kerja, dan prestasi yang dicapa kelompok yang dianggap bukan kelompok mereka, mereka tetap akan mereka hina Kalok perlu dijatuhkan dengan fitnah dan Provokasi.
Jadi kalau melihat fenomena tersebut jelas mereka tidak lagi melihat moralitas dan etika, sayapun miris ketika beberapa orang yang disebut elit politik, pengamat politik bahkan ustad yang mempunyai pengikut dan masa yang banyak bisa memprovokasi untuk memusuhi polisi dan pemerintah serta berbicara kotor dan tidak pantas apalagi yang mendengarpun banyak anak-anak dibawah umur, bahkan viralnya perbuatan mesum seseorang yang dianggap Imam Besar pun tetap mereka bela, mana lagi yang bisa menjadi contoh untuk anak-anak kita?.
Tentunya kita sebagai orang tua menjadi mempunyai pekerjaan tambahan untuk menjaga moral mereka jadi 'Demi Generasi penerus Indonesia yang bermartabat semoga badai jahanam ini cepat berlalu dari bumi Indonesia' .
Sekarang dalam kondisi Indonesia dan seluruh dunia dilanda musibah pandemic yang belum juga berakhir mereka malahan rajin melakukan pembodohan -pembodohan kepada masyarakat dari mulai dengan memutarbalikan fakta, menghujat Atas nama agama hingga isyu PKI yang sebenarnya hampir basi tapi mungkin mereka berusaha terus berjuang demi kebohongan dan ketololan bangsa yang sudah dilalui 32 tahun ditambah Masa reformasi 20 tahun.
hmmm luar biasa kebohongan yang ditutupi selama lebih dari 50 Tahun.
Saya pikir Tak ada dibelahan bumi manapun kebiadaban yang ditutupi selama itu kecuali dibumi Indonesia yang kita cintai
Padahal semua informasi Sudah terbuka, masyarakat Sudah bisa mengakses kebenaran seterang-terangnya peradaban dunia sudah semakin maju, akankah Kebohongan ini Terus berlanjut?
Wallahu'alam bishowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar