Zuhud terhadap dunia, tidak berarti mengosongkan tangan menjadi hampa dari harta, dan bukan pula membuang dunia. Tetapi zuhud itu terletak di dalam hati. Yakni, agar hati tidak tergantung pada cinta dunia, karena seorang muslim memahami bahwa dunia hanya sementara, bayang-bayang dan khayalan yang akan lenyap.
Dunia tidak dibiarkan menempati hatinya, meskipun kekayaan dunia berada di tangannya. Ketergantungannya hanya kepada Allah saja dengan cara taat kepadaNya, baik ia memiliki kesenangan duniawi (kaya) ataupun tidak (miskin).
Abu Bakar, Utsman dan Abdurrahman bin Auf Radhiyallahu 'anhum. Mereka adalah orang-orang zuhud, padahal mereka dikenal sebagai sahabat yang kaya raya.
Zuhud yang tidak dibenarkan dalam syari'at apabila seseorang ingin hidup memutuskan diri sama sekali dari kesenangan dunia dan memisahkan diri dari keramaian masyarakat untuk beribadah sepenuhnya kepada Allah.
Dunia tidak dibiarkan menempati hatinya, meskipun kekayaan dunia berada di tangannya. Ketergantungannya hanya kepada Allah saja dengan cara taat kepadaNya, baik ia memiliki kesenangan duniawi (kaya) ataupun tidak (miskin).
Abu Bakar, Utsman dan Abdurrahman bin Auf Radhiyallahu 'anhum. Mereka adalah orang-orang zuhud, padahal mereka dikenal sebagai sahabat yang kaya raya.
Zuhud yang tidak dibenarkan dalam syari'at apabila seseorang ingin hidup memutuskan diri sama sekali dari kesenangan dunia dan memisahkan diri dari keramaian masyarakat untuk beribadah sepenuhnya kepada Allah.