Selasa, 18 Februari 2014
PENGARUH TABIAT ISTRI TERHADAP CARA SUAMI MENCARI NAFKAH
"Aku datang kepada seorang pedagang kain di Mekkah untuk membeli baju, lalu si pedagang mulai memuji-muji dagangannya dan bersumpah, lalu aku pun meninggalkannya dan aku katakan tidaklah layak beli dari orang semacam itu, lalu aku pun beli dari pedagang lain.
"Dua tahun setelah itu aku berhaji dan aku bertemu lagi dengan orang itu, tapi aku tidak lagi mendengarnya memuji-muji dagangannya dan bersumpah, Lalu aku tanya kepadanya: "Bukankah engkau orang yang dulu pernah berjumpa denganku beberapa tahun lalu? "Ia menjawab : "Iya benar"Aku bertanya lagi: "Apa yang membuatmu berubah seperti sekarang ? Aku tidak lagi melihatmu memuji-muji dagangan dan bersumpah! "Ia pun bercerita:"Dulu aku punya istri yang jika aku datang kepadanya dengan sedikit rizki, ia meremehkannya dan jika aku datang kepadanya dengan rezeki yang banyak ia menganggapnya sedikit. Lalu Allah mewafatkan istriku tersebut, dan akupun menikah lagi dengan seorang wanita. Jika aku hendak pergi ke pasar, ia memegang bajuku lalu berkata:
'Wahai suamiku, bertaqwalah kepada Allah, jangan engkau beri makan aku kecuali dengan yang thayyib(halal). Jika engkau datang dengan sedikit rejeki, aku akan menganggapnya banyak, dan jika engkau tidak dapat apa-apa aku akan membantumu memintal (kain)'. "Masya Allah..Milikilah sifat Qana'ah -suka menerima-/ jiwa selalu merasa cukup. Janganlah menjadi jurang dosa bagi Suamimu.
Wanita shalihah akan mendorong Suaminya kepada kebaikan, sedangkan wanita kufur akan menjadi pendorong bagi suaminya untuk berbuat dosa
CUKUPKAN DIRI DENGAN YANG HALAL, Ukuran Rizki itu terletak pada keberkahannya, bukan pada jumlahnya. -------------
[Kitab al-Mujaalasah wa Jawaahirul 'Ilm (5/252) karyaAbu Bakr Ahmad Bin Marwan bin Muhammad ad-Dainurial-Qodhi al-Maliki.
--------------------
Sent from my Roodzßerry®
powered by mybattery....
Ayah Sukses atau Ayah Gagal
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Asep Sapa'at
(Praktisi Pendidikan, Direktur Sekolah Guru Indonesia)
Saya sangat suka membaca buku. Saat-saat paling mengasyikkan, hidup saya jadi tertata lebih baik karena mempraktikkan inspirasi kebaikan dari buku dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu buku yang memperbaiki cara berpikir saya, salah satunya, buku Membangun Indonesia yang Kuat dari Keluarga karya Ayah Edy (Penggagas Gerakan Indonesian Strong from Home).
Ada sesuatu yang kuat yang mampu menahan saya untuk tak membuka halaman berikutnya. Saya dipaksa untuk lebih lama berpikir dan merenung, menyibak makna isi buku di halaman 90, renungan 32, ‘Ayah Sukses, Ayah Gagal’.
Perhatikan perbedaan nasihat ayah sukses dan ayah gagal berikut. “Nak, sekolah yang pintar, ya. Supaya nanti kamu dapat sekolah unggulan, lalu nanti kamu pintar cari uang, dapat gaji besar dan hidupmu kelak akan bahagia”. Ayo tebak, itu nasihat ayah sukses atau ayah gagal? Coba bandingkan dengan nasihat ayah yang satu ini, “Nak, jika ingin bersekolah, pilihlah sekolah yang membuat hatimu bahagia, yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang kamu butuhkan untuk menjadi yang terbaik dalam profesi impianmu.
Sekolah yang membuatmu menjadi seorang bintang dunia. Dan bukan sekolah yang memaksamu menghapalkan informasi yang tidak kamu butuhkan, juga mengerjakan tugas-tugas dan PR yang jelas-jelas tak berhubungan dengan profesi impianmu kelak”. Nasihat ayah sukses atau gagal?
Ayah, sukses atau gagal dalam mengarungi perjalanan hidup, kisahnya bisa jadi pelajaranberharga buat anak. Kisah sukses ayah, tak membuat anak jadi jumawa. Anak tumbuh rasa percaya diri dan punya kemauan kuat untuk melebihi sang ayah. Kisah gagal ayah, anak diajakbersikap arif menerima kegagalan. Ayah gagal, hidupnya penuh obsesi. Celakanya, obsesi masa lalu yang tak tercapai ditimpakan pada sang anak.
Seolah-olah, anak kita jadi tempat untuk menumpahkan segala obsesi. Ayah gagal tak mampu kelola nafsu diri, akhirnya anak jadi korban. Cermati apa yang sering dikatakan ayah gagal pada anak-anaknya, “Kamu harusbersekolah di sekolah X biar kamu jadi X, punya jabatan Y, punya uang sebanyak Z”. Tak ada ruang diskusi dengan sang anak. Kalau sudah keluar kata-kata ‘pokoknya’, cerita sudah berakhir. Anak tak kuasa menolak. Kebijakan bersifat top-down, anak tak bisa sumbang saran dan harapan pada sang ayah.
Ayah gagal tak paham bahwa anaknya bukanlah dirinya. Anak kita punya potensi unik. Ayahnya suka pelajaran eksak, tak usah kaget kalau anaknya tak demikian. BIsa jadi malah dia menggemari pelajaran sosial. Tak usah heran pula jika ayahnya seorang pengusaha sukses tapi anaknya bangkrut total dalam berbisnis. Kita tak sedang bicara soal bakat turunan. Ini bicara soal komitmen sang ayah untuk memberi jalan kebaikan untuk masa depan sang anak.
Ayah sukses tahu cara menyayangi sang anak. Dia tak akan paksakan kehendak diri sendiri. Anak diberi ruang diskusi untuk menentukan yang terbaik untuk kehidupan dirinya di masa depan. Ayah sukses lebih tahu diri daripada ayah gagal. Ketika anak mesti bersekolah di sekolah X, ayah gagal pasti menggunakan pertimbangan eksternal terkait status sekolah yang digembar-gemborkan banyak orang.
Pilih sekolah unggulan, sekolah favorit, sekolah juara, apapun nama sekolah itu, jika anak tak kerasan dan tak sepenuh hati untuk menjadi bagian dari sekolah pilihan sang ayah, untuk apa? Siapa sebenarnya yang hendak bersekolah, ayah atau anak? Bagi ayah gagal, kata orang lain jauh lebih dipercaya ketimbang kata hati anaknya.
Ayah sukses, mengajak anak berdiskusi agar pilihan sang anak bisa disadari segala konsekuensinya. Kelak, sang anak tak akan salahkan ayah dan bahagia menjalani lika-liku hidup di sekolahnya. Ini baru bicara soal memilih sekolah, belum bicara hal besar lainnya dalam hidup sang anak, seperti apa profesi pilihan mereka di masa depan, kriteria calon pendamping hidup yang ideal bagi mereka, wualah pokoknya masih banyak deh. Ayah sukses siap menemani dan membimbing proses pengambilan keputusan dengan sang anak. Perilaku ayah gagal, intervensi cita-cita sang anak, ambil kebijakan sepihak, lalu tak mampu perankan diri sebagai teladan.
Ayah sukses tak pernah merasa dirinya sukses. Sesungguhnya, ayah sukses paham dirinya harus serius mendidik diri sendiri agar bisa jadi teladan. Kerja tak dibumbui praktik korupsi, kerja mencari nafkah dilakoni penuh tanggung jawab, anak istri tak dinafkahi dari proyek yang tak jelas halal haramnya, itulah keseharian ayah sukses.
Sesibuk apapun pekerjaan mendera, ayah sukses paham bahwa bekerja itu bisa dilakukan seumur hidup, tapi menemani anak di masa-masa kecil hanya sekali seumur hidup. Waktu tak bisa diputar ulang. Kalau pun terjadi, itu hanya ada di slogan ‘seandainya waktu bisa kembali’. Mustahil.
Sukses atau gagal, itulah bagian penting dalam drama kehidupan. Bagi ayah, sukses atau gagal harus dimaknai secara mendalam. Sukses ayah tercermin dari akhlak anaknya. Jika rusak akhlaknya, maka fitnah bagi sang ayah. Jika mulia akhlaknya, bersyukurlah.
Ayah yang merasa dirinya gagal dan terus berbenah diri, mendidik diri agar bisa berperilaku baik, itulah ayah sukses. Jangan sebaliknya, ayah yang merasa sukses abai mengintrospeksi diri, merasa paling benar di hadapan anak, itulah ayah gagal. Merasa pandai dan pandai merasakan, dua hal berbeda. Kata ‘merasa’ pula yang bisa menjadi pembeda antara ayah gagal atau ayah sukses. Apakah Anda masuk kategori ayah sukses atau ayah gagal? Mari pandai-pandailah merasakan.
Minggu, 09 Februari 2014
Negeri 1001 Pemimpin
di share kembali untuk menjadi alarm pengingat di otak kita dalam rangka menuju pemilu 2014.
BEKAL KITA UNTUK MEMILIH CALON PEMIMPIN DI 2014 MENDATANG.
SEBUAH KISAH NYATA DI NEGERI 1001 PEMIMPIN
Suatu hari sy melihat di NATIONAL GEOGRAPHIC CHANNEL yang menayangkan kisah 1 tahun TRAGEDI FUKUSHIMA.
Fukushima adalah Reaktor Nuklir yg dibangun pada tahun 1960 oleh pemerintah Jepang, dan di gunakan untuk pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Ada lima reaktor yg dimiliki Fukushima, selama ini reaktor tersebut berjalan baik2 saja dan menjadi Penopang Utama kebutuhan listrik untuk kota Tokyo.
Malang tak dapat di tolak, ternyata Gempa Bumi dan Gelombang Tsunami dahsyat yg terjadi 1 tahun yg lalu telah memporak-porandakan reaktor nuklir yang ada di Fukushima tersebut.
Sejak saat itu Jepang mengalami krisis bencana NUKLIR NASIONAL yg tak kalah hebat dengan peristiwa Chernobyl di Rusia.
Dari ke 5 reaktor yg ada, satu persatu Reaktor Nuklir itu mulai mengalami kebocoran dan mengeluarkan Radiasi menyebar dari reaktor ke wilayah yg ada di Fukushima.
Berbondong2 penduduk Fukushima mengungsi ketempat sejauh-jauhnya dari kota Fuksuhsima agar tidak terkena Radiasi Nuklir yang sangat mematikan itu.
Saking hebatnya kerja aparat pemerintah Jepang, konon katanya hampir tidak ada satupun penduduk yg di kabarkan sempat terkena radiasi.
Tapi apa yang di lakukan oleh Perdana Menteri Jepang Naoto Kan, Sebagai seorang pemimpin sejati ia malah meminta pada aparatnya untuk mengantarnya dengan helikopter langsung menuju lokasi bocornya reaktor Fukhusima, ia TIDAK PUAS hanya mendengar laporan dari bawahannya bahkan ia tidak puas hanya melihat melalui camera video yg di pasang pada ROBOT bergerak yg di operasikan untuk memantau reaktor yg ada di Fukushima dari lokasi yang aman. Ia memutuskan untuk datang sendiri, menyaksikan sendiri, terjun langsung ke lokasi tempat reaktor tsb mengalami kebocoran dan berani mati untuk mendekati Reaktor yg sedang mengalami kebocoran hebat. yg setiap saat bisa saja meledak dan membunuh jiwanya.
OMG...!!! Sungguh Manakjubkan !!!!
Digambarkan di sana melalui televisi bagaimana sang PM masuk dan melihat langsung di dampingi oleh para ahli yg sudah berhari2 berada disana memantau keadaan.
Peristiwa ini sungguh mengundang decak kagum dari seluruh dunia, sampai2 banyak reporter asing yg geleng2 kepala tak habis pikir dengan apa yg dilakukan oleh sang perdana menteri, karena menurut mereka biasanya di salah satu negara semisal Amerika saja, jika ada kejadian seperti ini pasti presidennya akan segera di selamatkan terlebih dahulu ke tempat yg paling aman.
Kantor berita CNN juga melansir berita bahwa sang perdana menteri merasa bersalah dan meminta maaf pada penduduk Fukushima atas terjadinya tragedi ini, dan ia mengatakan bahwa mulai bulan ini ia tidak mau menerima lagi gaji bulanannya ( US $ 20 ribu = Rp 200 juta) sampai krisis ini berhasil di tuntaskannya.
Padahal mungkin pemimpin negara lain bisa saja berkelit bahwa tragedi ini bukanlah KESALAHANNYA juga PEMERINTAHANNYA melainkan PERISTIWA ALAM yg tak bisa di kendalikan, terlebih lagi Reaktor itu dibangun tahun 1960 oleh Perdana Menteri yg memerintah pada periode itu dan bukan dirinya dan pemerintahannya.
Tapi Naoto kan san, selaku perdana menteri saat itu tidak melakukannya. Ia bukanlah tipe pemimpin yg seperti itu, Ia sama sekali tidak mau menggunakan "ILMU BERKELIT" UNTUK MEMPERTAHANKAN JABATAN yg biasa digunakan para memimpin negara lain.
Wow !! kembali hal ini membuat reporter CNN dan masyarakat dunia berdecak kagum.
Sampailah 1 tahun masa penanganan Krisis Nuklir Fukushima.....
Berkat hasil kerja keras Sang Perdana Mentri Jepang Naoto Kan dan jajaran tim nya, akhirnya Fukushima dapat di jinakkan dan hampir semua penduduk Fukushima selamat dari bencana Radiasi Nuklir yg mematikan.
Dan coba tebak apa yg terjadi dan apa yg dilakukan oleh sang Perdana Menteri setelahnya.....?
Apakah Naoto Kan , segera menceritakan betapa hebat dirinya dalam menangani masalah BENCANA NUKLIR DI FUKUSHIMA INI PADA MASYARAKAT JEPANG...? atau Betapa Berjasa dirinya bagi negara dan bangsanya agar ia di elu-elukan oleh masyarakat atau agar citranya melambung dan di anggap sebagai pahlawan...?
Sama sekali tidak !!!!
Setelah perjuangannya yang mempertaruhkan nyawa tersebut,
Perdana Mentri Nouto kan ternyata hanya mengumumkan laporan status terakhir dari Fukushima, dan setelah itu dia mengumumkan PENGUNDURAN DIRINYA SEBAGAI PERDANA MENTERI karena Fukushima telah selesai dia atasi. Dan berangsur2 mulai dinyatakan aman.
Keluarga Indonesia..
Sungguh... sebagai orang Indonesia sy benar-bernar terharu dan tercenung di depan TV menyaksikan tayangan yg di sajikan oleh National Geographic Channel ini..
Speechless...
Tak sadar seluruh tubuh saya merinding menyaksikan tayangan tersebut, tanpa terasa air mata pun meleleh di pipi saya menyaksikan mundurnya Sang Pemimpin Sejati....di negeri 1001 pemimpin !!!
Negeri yg para pemimpinya siap untuk MUNDUR kapan saja jika merasa dirinya bersalah pada rakyat dan negerinya.... tanpa perlu diminta atau bahkan di demo.
Negeri yg para pemimpinnya benar2 berjuang untuk bangsa dan negaranya diatas kepentingan pribadi, golongan atau partainya.
Mari kita pilih pemimpin sejati untuk Indonesia yg lebih baik !!!!
Pilihan kita menentukan Masa Depan Bangsa !!!
source : www.ayahkita.blogspot.com