Di sini Allah menuntun kita agar dalam melakukan apa saja hanya dengan niat ikhlas hanya mencari ridho Allah. Bahkan hidup, mati dan segala yang ada serta yang belum ada sesungguhnya harus kita niatkan untuk Allah SWT. Kemudian sangat tidak boleh menyekutukanNya dengan apapun itu juga (Laa syariika lahu).
"Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju." (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907]
Amal kita bahkan pahala yang akan di dapatkan dari amal tersebut tergantung dari niat kita sewaktu melakukannya. Sewaktu niatnya hanya mencari ridho Allah, maka akan dibalasNya dengan pahala. Sebaliknya, jika niatnya hanya karena selain Allah, maka tidak akan mendapat ganjaran pahala dari Allah SWT.
"Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju." (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907]
Amal kita bahkan pahala yang akan di dapatkan dari amal tersebut tergantung dari niat kita sewaktu melakukannya. Sewaktu niatnya hanya mencari ridho Allah, maka akan dibalasNya dengan pahala. Sebaliknya, jika niatnya hanya karena selain Allah, maka tidak akan mendapat ganjaran pahala dari Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar